Tuesday, July 29, 2014

Saya, Untuk Apa dan Siapa


Untuk siapa gue hidup ? Untuk apa gue diciptakan ? Kenapa gue ? 

Beberapa hari yang lalu, gue baru berdiskusi dengan temen gue. Dan dari hasil diskusi itu gue merasa banyak banget, bener-bener banyak nikmat yang gue harus syukuri. Gue dilingkupi orang-orang berilmu yang mengejar ridha Allah, gue berdiri dimana sekitar gue bisa -kasih gue sesuatu-, entah itu berupa ilmu, ilmu dunia dan akhirat, motivasi, yang gak cuma motivasi kuliah tapi juga motivasi untuk mengajak gue untuk berlomba-lomba mencari keridhaan Allah, dan ya motivasi untuk menjadi orang yang lebih baik kedepannya.

Gue selalu berpikir, manusia itu, dia akan mendekati seseorang kalau ada maunya, untuk kepentingan diri sendiri dalam arti kata egois. Tapi setelah gue melihat lebih dalam lagi, ternyata masih ada orang yang capek-capek mengajak kebaikan, bahkan sampe ngejar untuk melindungi saudara/inya dari hal buruk. Apalagi kalau orang yang tinggal di Negara sebebas ini, dimana hal kaya seks bebas, alkohol dan pergaulan jauh dari kultur orang indonesia dan jauh dari nilai agama.
Mungkin mereka memang mengharapkan sesuatu, tapi apa yang mereka harapkan bukanlah hal-hal sepele keduniawian. Dimana untuk kepentingan diri dia sendiri. Tapi mereka mengharapkan imbalan dari Allah, imbalan sebaik-baiknya. Sesuatu yang dulu gue gak pernah terpikir. 

Sampai beberapa bulan yang lalu pun, entah ini keluar di otak gue pas gue lagi kenapa, gue kepikiran dengan pertanyaan " Kenapa harus gue ?". Kenapa gue yang berada di lingkungan ini dan bukan orang lain. Gue masih muda dan gue masih ingin merasakan apa yang orang lain rasain, maksudnya bandel.

Tapi, pemikiran kaya gini kadang kalo kita berusaha melihat dari sisi positive-nya justru akan menguatkan kita dan bukan menjatuhkan kita. Gue malah gak mengikuti apa yang gue pikirkan diatas, gue maksa diri untuk lihat dari sisi kanan. Sisi dimana gue harus semestinya bersyukur, gue masih muda, tapi gue diberi kesempatan lebih banyak untuk mengenal siapa yang menciptakan gue dan siapa yang menciptakan dunia beserta isinya. Justru di lain pihak gue merasa gue iri. Iri dengan temen gue yang mengenal Beliau jauh lebih lama. Menguasai ilmu-ilmu Islam dan bisa menyampaikan ilmu itu untuk oranglain. 

Dulu sebelum gue mengenal the REAL purpose of life, seluruh tujuan hidup gue cuma untuk dunia. Gue bersekolah di Jerman karena gue ingin sukses, menjadi -orang- yang punya jabatan dan dipandang. Tapi ternyata, setelah gue mencoba mengenal agama gue sebenar-benarnya, tujuan hidup gue yang jadi prioritas utama itu bener-bener jadi buram di kepala. Buram disini maksudnya, apakah bener itu tujuan hidup gue ? Kalau ternyata gue sukses terus tujuan gue selanjutnya ? 
Intinya tujuan-tujuan kaya gini, akan cuma muter-muter doang sampe gue meninggal. 

Setelah gue bener-bener tau apa itu the REAL purpose of life itu mencari keridhaan Allah, apapun yang dilakukan itu ya buat Allah. Which is, lo harus usaha semaksimal mungkin. Buat nunjukin ke Allah juga, rasa syukur atas nikmat apa yang Allah kasih ke kita setiap detiknya. 
Sama seperti, ketika orangtua memberikan kesempatan gue kuliah di Jerman. Gue sebisa mungkin berusaha untuk gak ngecewain orangtua, lancar kuliah, pinter jaga diri dan gak macem-macem. 

Kalau setiap orang sadar bahwa tujuan akhir mereka itu Allah dan tau bahwa setiap apa yang mereka lakukan itu adalah hasil rasa syukur untuk Allah, mungkin, bener-bener mungkin banget, gak akan ada perang, gak akan ada perselisihan yang menimbulkan perpecahan, gak ada maksiat. Mungkin.


Salam Hangat,
E.K.P.

No comments:

Post a Comment