Friday, November 20, 2015

Ngomong Sendiri

Bismillahirrahmanirrahim

I actually find this time is the hardest time for all Muslims in the world. 
Di satu sisi, saya merasa takut sama apa yang terjadi di Paris seminggu yang lalu tanggal 13 November 2015.
Pertanyaan "kenapa?" selalu keluar. Baru beberapa bulan yang lalu dan kini kembali lagi.
Saya tau dan saya sendiri menyatakan, mereka bukan Islam.
Islam tidak mengajarkan hal demikian. Tapi apakah orang-orang yang disini (read : bule-bule Eropa) paham kalau mereka itu bukan Islam ? 
Some of them do realized and even said that they are IS and not Islam. But still...
Masih banyak orang diluar sana yang mukul rata bahwa mereka itu Islam, titik.
Kali ini sampai saya bener-bener ikut sedih banget. Bagaimana dengan saudara-saudara di Syria yang juga menjadi korban dari orang-orang ini? Bagaimana para kaum muslimin di negara-negara yang dimana mereka adalah minoritas? 
Seperti saya dan teman-teman saya disini...

Entah karena effect saya nonton atau lebih tepatnya dicekokin untuk terus ter-update karena tempat kerja saya memasang berita terus dan berita "Paris Terror Attack" FULL diberitakan secara non-stop dari pagi sampai saya pulang kerja, 13 jam kemudian, membuat saya merasa tidak nyaman berada di tempat umum.
Entah itu perasaan saya aja karena efek dicekokin itu atau tidak, banyak mata yang melihat saya dari atas sampai bawah. 
Setiap gerak-gerik dinilai. 
Apa yang saya baca, apa yang saya liat, dengan siapa dan dari mana saya keluar, pakaian warna apa yang saya pakai. Berlebihan mungkin. Tapi ketidaknyamanan itu muncul.
Tapi it's not a bad idea si.
People can see, right ?
Islam not teach us how to kill people. Islam teach us to love people, to respect others, to embrace diversity as well.

Pulang kerja yang tadinya jam 11 malem terlihat normal pun jadi agak sedikit parno dan takut kalau harus berlama-lama di luar nunggu bus umum datang. Naik bus pun mencari yang terlihat paling aman.
Jam 7 malam akhir-akhir ini pun rasanya menjadi jam keluar rumah paling maksimal kalau sendirian.
Kalimat untuk tetap siaga ke muslimah lain juga jadi sering disebarluaskan mengingat Islamphobia di beberapa bagian dan negara Eropa kembali meningkat.


***

Saya tadi lagi liat di Facebook dan membaca sebuah comment orang dari yang saya gak kenal berinisial BB. And i feel like to share it...

Berikut apa yang dia katakan :

Why don't you talk about this Don't be lazy to read this In the HISTORY of the world, who has KILLED maximum INNOCENT human beings 
1) "Hitler" Do you know who he was He was a Christian, but media will never call Christians terrorists. 
2) "Joseph Stalincalled as Uncle Joe". He has killed 20 million human beings including 14.5 million were starved to death. Was he a Muslim 
3) "Mao Tse Tsung (China)" He has killed 14 to 20 million human beings. Was he a Muslim 
4) "Benito Mussolini (Italy)" He has killed 400 thousand human beings. Was he a Muslim 
5) "Ashoka" In Kalinga Battle He has killed 100 thousand human beings. Was he a Muslim 
6) Embargo put by George Bush in Iraq, 1/2 million children has been killed in Iraq alone!!! Imagine these people are never called terrorists by the media. 

Why Today the majority of the non-muslims are afraid by hearing the words "JIHAD". Jihad is an Arabic word which comes from root Arabic word "JAHADA" which means "TO STRIVE" or "TO STRUGGLE" against evil and for justice. It does not mean killing innocents. The difference is we stand against evil, not with evil". 

You still think that ISLAM is the problem 
1. The First World War, 17 million dead (caused by non-Muslim). 
2. The Second World War, 50-55 million dead (caused by non-Muslim). 
3. Nagasaki atomic bombs 200000 dead (caused by non-Muslim). 
4. The War in Vietnam, over 5 million dead (caused by non-Muslim). 
5. The War in Bosnia/Kosovo, over 5,00,000 dead (caused by non-Muslim). 
6. The War in Iraq (so far) 12,000,000 deaths (caused by non-Muslim). 
7. Afghanistan, Iraq, Palestine, Burma etc (caused by non-Muslim). 
8. In Cambodia 1975-1979, almost 3 million deaths (caused by non-Muslim). 

"MUSLIMS ARE NOT TERRORISTS AND TERRORISTS ARE NOT MUSLIMS.


***

Apa yang membuat saya merasa sedih adalah ketika yang Muslim pun menjadi 'menjauh' secara gak sadar dari agamanya karena hal-hal yang baru-baru ini terjadi.
Yang tadinya shalat sunnah rajin terus sekarang wajibnya juga malah ditinggalin karena takut dibilang sok alim. Yang kerudungnya makin minimalis atau bahkan dilepas dari yang panjang menjulur karena takut diperlakukan kasar oleh para anti Muslim.
Yang kalau ada orang menjelek-jelekan agamanya terus diem aja karena takut dibilang apalah sok tau (beda ya sama males debat kusir, karena yang satu gak punya ilmu).

Hey, kita ini punya Allah. Pemilik dunia dan alam semesta. Pemilik setiap apa yang ada di dunia bahkan makhluk paling kecil yang kita sendiri gak bisa liat pake mata telanjang.
Kenapa harus takut kalau bisa minta perlindungan dari-Nya?
Bismillah ya saudara dan saudari ku. Kan Allah adalah sebaik-baiknya pelindung ;)


Salam Hangat,
E.K.P.

Friday, November 6, 2015

Be a Better Muslim, Be a Better Person


Bismillahirrahmanirrahim

Hari ini mendengar sekilas video di Youtube mengenai "How to Become A Better Muslim" oleh Nouman Ali Khan.
Beberapa kali denger ceramah beliau tapi kali ini ceramah beliaulah yang paling ngena sama kondisi saya saat ini.

Gak curhat juga sih. Cuma habis denger ceramah beliau, saya banyak banget manggut-manggut paham dan merasa pemikiran "Wah bener juga, ternyata sesimple itu." muncul.

Intinya ni ya, belajar agama Allah pun jangan dilakukan secara serabutan. Terkadang pemikiran "Gue masih kurang banyak tau" membuat sang pemilik pemikir demikian secara gak sadar ngelakuin semua hal dalam satu waktu (auf einmal ). 
Perlahan tapi pasti. Alon-alon asal klakon.
Gue dikelilingi oleh orang-orang yang masyaAllah mengejar ilmu Allah itu beneran wah gak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Gue sering termotivasi dan terinspirasi.
One day one juz, Tahsin, One Week One Paper, Menghapal Quran plus Murajaah, penghapal hadits, ahli sejarah, dan berbagai hal serta kegiatan lainnya.
Terkadang perasaan iri muncul. Wah asik ya bisa paham sejarah sampai segitu jauhnya. Seru melihat mereka mengaplikasikan sesuatu sesuai sejarah Islam yang dilakukan para sahabat Nabi.
Wah seru ya mereka udah bisa hapal Al-Qur'an sekian Juz.
Dan berbagai wah wah lainnya.
Pengen tapi kalau secara realistis itu semua butuh waktu dan usaha.

Saat mencoba diaplikasikan tidak semulus yang diangan-anganin.
Tapi saya menjadi paham setelah liat video singkat ini.

Belajar pun butuh waktu secara perlahan. Mereka yang sekarang dimata kita terlihat 'Wah' pun butuh waktu untuk sampai berada di titik itu. Bukan gak mungkin. 
Tapi alangkah lebih baik kalau sedikit demi sedikit tapi terlaksana secara sempurna dan secara 100 %.
Saya pernah mencoba ingin belajar ini dan itu. Dalam satu waktu. 
Gak sia-sia sih, karena gak ada yang sia-sia selama itu dalam hal kebaikan.
Tapi jadi gak maksimal 100%. 
Belajar Sirah hanya sampai titik penasaran terpuaskan. Menghapal Qur'an hanya sampai titik "Wah akhirnya apal" dan tau garis besar isi surahnya. Belum sampai pemahaman dan pengaplikasian.
Kalau cuma sampai disitu, lalu untuk apa? Bangga bisa apal? Sampai disitu value nya ?
Setiap hal yang baik itu silahkan aja si dilakukan. Tapi memaksimalkan hal baik tersebut akan lebih bermanfaat, insyaAllah.

Setelah menonton video tersebut pun hal tersebut dapat diaplikasikan dalam kegiatan sehari-hari. Seperti sebelumnya pernah saya cerita, hidup penuh target. 
Bukan saat ketika target itu saja yang penting, tapi value dari setiap pelaksanaan target-target tersebut. Tanya lagi dan lagi, apa sudah maksimal? Apa sudah 100% kamu taruh usaha kamu didalamnya, Tik?

Bismillah ayo menjadi muslim dan muslimah yang lebih baik lagi, menjadi orang yang lebih baik pula buat agamamu, negaramu, keluargamu dan sekitarmu.
Niatkan segala hal karena Allah dan bukan karena orang lain.




Salam Hangat,
E.K.P