Friday, November 20, 2015

Ngomong Sendiri

Bismillahirrahmanirrahim

I actually find this time is the hardest time for all Muslims in the world. 
Di satu sisi, saya merasa takut sama apa yang terjadi di Paris seminggu yang lalu tanggal 13 November 2015.
Pertanyaan "kenapa?" selalu keluar. Baru beberapa bulan yang lalu dan kini kembali lagi.
Saya tau dan saya sendiri menyatakan, mereka bukan Islam.
Islam tidak mengajarkan hal demikian. Tapi apakah orang-orang yang disini (read : bule-bule Eropa) paham kalau mereka itu bukan Islam ? 
Some of them do realized and even said that they are IS and not Islam. But still...
Masih banyak orang diluar sana yang mukul rata bahwa mereka itu Islam, titik.
Kali ini sampai saya bener-bener ikut sedih banget. Bagaimana dengan saudara-saudara di Syria yang juga menjadi korban dari orang-orang ini? Bagaimana para kaum muslimin di negara-negara yang dimana mereka adalah minoritas? 
Seperti saya dan teman-teman saya disini...

Entah karena effect saya nonton atau lebih tepatnya dicekokin untuk terus ter-update karena tempat kerja saya memasang berita terus dan berita "Paris Terror Attack" FULL diberitakan secara non-stop dari pagi sampai saya pulang kerja, 13 jam kemudian, membuat saya merasa tidak nyaman berada di tempat umum.
Entah itu perasaan saya aja karena efek dicekokin itu atau tidak, banyak mata yang melihat saya dari atas sampai bawah. 
Setiap gerak-gerik dinilai. 
Apa yang saya baca, apa yang saya liat, dengan siapa dan dari mana saya keluar, pakaian warna apa yang saya pakai. Berlebihan mungkin. Tapi ketidaknyamanan itu muncul.
Tapi it's not a bad idea si.
People can see, right ?
Islam not teach us how to kill people. Islam teach us to love people, to respect others, to embrace diversity as well.

Pulang kerja yang tadinya jam 11 malem terlihat normal pun jadi agak sedikit parno dan takut kalau harus berlama-lama di luar nunggu bus umum datang. Naik bus pun mencari yang terlihat paling aman.
Jam 7 malam akhir-akhir ini pun rasanya menjadi jam keluar rumah paling maksimal kalau sendirian.
Kalimat untuk tetap siaga ke muslimah lain juga jadi sering disebarluaskan mengingat Islamphobia di beberapa bagian dan negara Eropa kembali meningkat.


***

Saya tadi lagi liat di Facebook dan membaca sebuah comment orang dari yang saya gak kenal berinisial BB. And i feel like to share it...

Berikut apa yang dia katakan :

Why don't you talk about this Don't be lazy to read this In the HISTORY of the world, who has KILLED maximum INNOCENT human beings 
1) "Hitler" Do you know who he was He was a Christian, but media will never call Christians terrorists. 
2) "Joseph Stalincalled as Uncle Joe". He has killed 20 million human beings including 14.5 million were starved to death. Was he a Muslim 
3) "Mao Tse Tsung (China)" He has killed 14 to 20 million human beings. Was he a Muslim 
4) "Benito Mussolini (Italy)" He has killed 400 thousand human beings. Was he a Muslim 
5) "Ashoka" In Kalinga Battle He has killed 100 thousand human beings. Was he a Muslim 
6) Embargo put by George Bush in Iraq, 1/2 million children has been killed in Iraq alone!!! Imagine these people are never called terrorists by the media. 

Why Today the majority of the non-muslims are afraid by hearing the words "JIHAD". Jihad is an Arabic word which comes from root Arabic word "JAHADA" which means "TO STRIVE" or "TO STRUGGLE" against evil and for justice. It does not mean killing innocents. The difference is we stand against evil, not with evil". 

You still think that ISLAM is the problem 
1. The First World War, 17 million dead (caused by non-Muslim). 
2. The Second World War, 50-55 million dead (caused by non-Muslim). 
3. Nagasaki atomic bombs 200000 dead (caused by non-Muslim). 
4. The War in Vietnam, over 5 million dead (caused by non-Muslim). 
5. The War in Bosnia/Kosovo, over 5,00,000 dead (caused by non-Muslim). 
6. The War in Iraq (so far) 12,000,000 deaths (caused by non-Muslim). 
7. Afghanistan, Iraq, Palestine, Burma etc (caused by non-Muslim). 
8. In Cambodia 1975-1979, almost 3 million deaths (caused by non-Muslim). 

"MUSLIMS ARE NOT TERRORISTS AND TERRORISTS ARE NOT MUSLIMS.


***

Apa yang membuat saya merasa sedih adalah ketika yang Muslim pun menjadi 'menjauh' secara gak sadar dari agamanya karena hal-hal yang baru-baru ini terjadi.
Yang tadinya shalat sunnah rajin terus sekarang wajibnya juga malah ditinggalin karena takut dibilang sok alim. Yang kerudungnya makin minimalis atau bahkan dilepas dari yang panjang menjulur karena takut diperlakukan kasar oleh para anti Muslim.
Yang kalau ada orang menjelek-jelekan agamanya terus diem aja karena takut dibilang apalah sok tau (beda ya sama males debat kusir, karena yang satu gak punya ilmu).

Hey, kita ini punya Allah. Pemilik dunia dan alam semesta. Pemilik setiap apa yang ada di dunia bahkan makhluk paling kecil yang kita sendiri gak bisa liat pake mata telanjang.
Kenapa harus takut kalau bisa minta perlindungan dari-Nya?
Bismillah ya saudara dan saudari ku. Kan Allah adalah sebaik-baiknya pelindung ;)


Salam Hangat,
E.K.P.

Friday, November 6, 2015

Be a Better Muslim, Be a Better Person


Bismillahirrahmanirrahim

Hari ini mendengar sekilas video di Youtube mengenai "How to Become A Better Muslim" oleh Nouman Ali Khan.
Beberapa kali denger ceramah beliau tapi kali ini ceramah beliaulah yang paling ngena sama kondisi saya saat ini.

Gak curhat juga sih. Cuma habis denger ceramah beliau, saya banyak banget manggut-manggut paham dan merasa pemikiran "Wah bener juga, ternyata sesimple itu." muncul.

Intinya ni ya, belajar agama Allah pun jangan dilakukan secara serabutan. Terkadang pemikiran "Gue masih kurang banyak tau" membuat sang pemilik pemikir demikian secara gak sadar ngelakuin semua hal dalam satu waktu (auf einmal ). 
Perlahan tapi pasti. Alon-alon asal klakon.
Gue dikelilingi oleh orang-orang yang masyaAllah mengejar ilmu Allah itu beneran wah gak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Gue sering termotivasi dan terinspirasi.
One day one juz, Tahsin, One Week One Paper, Menghapal Quran plus Murajaah, penghapal hadits, ahli sejarah, dan berbagai hal serta kegiatan lainnya.
Terkadang perasaan iri muncul. Wah asik ya bisa paham sejarah sampai segitu jauhnya. Seru melihat mereka mengaplikasikan sesuatu sesuai sejarah Islam yang dilakukan para sahabat Nabi.
Wah seru ya mereka udah bisa hapal Al-Qur'an sekian Juz.
Dan berbagai wah wah lainnya.
Pengen tapi kalau secara realistis itu semua butuh waktu dan usaha.

Saat mencoba diaplikasikan tidak semulus yang diangan-anganin.
Tapi saya menjadi paham setelah liat video singkat ini.

Belajar pun butuh waktu secara perlahan. Mereka yang sekarang dimata kita terlihat 'Wah' pun butuh waktu untuk sampai berada di titik itu. Bukan gak mungkin. 
Tapi alangkah lebih baik kalau sedikit demi sedikit tapi terlaksana secara sempurna dan secara 100 %.
Saya pernah mencoba ingin belajar ini dan itu. Dalam satu waktu. 
Gak sia-sia sih, karena gak ada yang sia-sia selama itu dalam hal kebaikan.
Tapi jadi gak maksimal 100%. 
Belajar Sirah hanya sampai titik penasaran terpuaskan. Menghapal Qur'an hanya sampai titik "Wah akhirnya apal" dan tau garis besar isi surahnya. Belum sampai pemahaman dan pengaplikasian.
Kalau cuma sampai disitu, lalu untuk apa? Bangga bisa apal? Sampai disitu value nya ?
Setiap hal yang baik itu silahkan aja si dilakukan. Tapi memaksimalkan hal baik tersebut akan lebih bermanfaat, insyaAllah.

Setelah menonton video tersebut pun hal tersebut dapat diaplikasikan dalam kegiatan sehari-hari. Seperti sebelumnya pernah saya cerita, hidup penuh target. 
Bukan saat ketika target itu saja yang penting, tapi value dari setiap pelaksanaan target-target tersebut. Tanya lagi dan lagi, apa sudah maksimal? Apa sudah 100% kamu taruh usaha kamu didalamnya, Tik?

Bismillah ayo menjadi muslim dan muslimah yang lebih baik lagi, menjadi orang yang lebih baik pula buat agamamu, negaramu, keluargamu dan sekitarmu.
Niatkan segala hal karena Allah dan bukan karena orang lain.




Salam Hangat,
E.K.P

Sunday, August 16, 2015

Trip to Halle


An update that actually passed for a few weeks already...

Jadi, beberapa waktu yang lalu sempet silaturahim ke saudari-saudari kesayangan di Halle. Singkat memang, tapi bener-bener ter-charge maksimum.
Gak hanya ketemu anak Halle. Tapi saudari dari beberapa kota seperti Aachen, Giessen dan Darmstadt pun bela-belain ke Halle untuk acara yang bisa dibilang acara setiap satu tahun yang ditunggu-tunggu, karena saking sibuknya sama kegiatan di kota masing-masing...
Alhamdulillah, dalam waktu yang singkat pun banyak cerita yang bisa di sharing. Menyatukan pikiran menjadi satu gerakan yang seharmoni.
Dulu gak pernah kepikiran berteman sama mereka. Kenal juga gak sama sekali. Tapi benar, mengenal-Mu membuatku mengenal mereka.











Dari Mu’ad bin Jabal Radhiyallahu 'Anhu, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,

قَالَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى وَجَبَتْ مَحَبَّتِي لِلْمُتَحَابِّينَ فِيَّ وَالْمُتَجَالِسِينَ فِيَّ وَالْمُتَزَاوِرِينَ فِيَّ وَالْمُتَبَاذِلِينَ فِيَّ

“Allah Tabaraka wa Ta’ala berfirman: Kecintaan-Kuwajib bagi orang-orang yang saling mencintai karena Aku, orang-orang yang saling berteman karena Aku, orang-orang yang saling mengunjungi karena Aku dan orang-orang yang saling berkorban karena Aku.” 

(HR. Malik dan Ahmad. Dishahihkan Al-Albani dalam Takhrij Misykah al-Mashabih, no. 5011)

Salam Hangat,
E.K.P.


Do'a Dari Seorang Manusia


Bismillahirrahmanirrahim

Ya Allah, saya berada dalam ketakutan yang amat sangat. Saya takut hati saya diombang-ambing dalam kesesatan yang saya buat sendiri. 
Kekerasan kepala saya membuat saya buta dan tidak tau mana yang baik dan buruk, tidak paham mana yang benar dan salah, tidak mengerti merugikan atau tidak merugikan (orang lain ataupun diri sendiri)...
Ketidaktauan saya akan pemahaman saya menyesatkan dan menyakiti oranglain. 
Kesombongan membuat saya menjadi orang yang acuh dan tak peduli sekitar.
Keegoisan saya menyakiti saudara, saudari dan ummat muslim.
Keacuhan saya menyakiti orang sekitar dan melukai hati pengemban dakwah lainnya.
Tingkah laku saya membuat agama saya dipandang buruk oleh orang yang tidak mengerti.

Jagalah saya ya Allah... Jagalah hati, tingkah laku dan lisan...

Jagalah hamba dari sifat keras kepala, kesombongan, keegoisan, keacuhan, dan segala sifat buruk lainnya. 

Amiin Allahuma Amiin


Salam Hangat,

E.K.P.

Thursday, August 6, 2015

Tutup Buku


Setiap orang ada titik dimana dia punya perasaan menyesal sama salah satu moment dalam hidupnya.
Ketika semua udah bener-bener rusak. Tapi tiba-tiba ada moment lain yang tiba-tiba datang menawarkan untuk kembali ke titik awal. Gak sesempurna dulu...
Tapi, kesempatan yang ditawarkan benar-benar menggiurkan.
Kembali ke titik di mana iman berasa bisa dipegang (lagi). Titik dimana tiba-tiba Dia ada di deket kita.
Titik dimana kita pede buat minta ini dan itu.

Tutup buku.

Masa lalu? Ya setiap orang punya, gimana kita menyikapi aja. 
Jangan disesali, ditilik lagi. Mana yang perlu diambil dari setiap moment yang sekarang udah lampau itunganya.
Mau muter waktu buat memperbaiki? Gak bisa. Dan jangan berharap itu bisa.
Maju. Maju ke depan. Perbaiki apa yang perlu diperbaiki.
Jangan ada keluhan lagi.
Jangan ada nyesel lagi.

Gak ngerti kan ? Abaikan aja... #RandomTalk

Wednesday, May 27, 2015

Nikmat


Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu'alaykum ;)

Terlalu banyak nikmat yang pengen saya bagi akhir-akhir ini. Tapi tidak bisa diuraikan satu per satu karena terlalu banyak hal yang membuat saya  terus menerus mengucapkan syukur alhamdulillah. 
Pengen cerita semua tapi bingung mulai darimana.

Pertama, saya lulus alhamdulillah ujian-ujian paling sulit selama studi di jurusan saya. Rasanya mau jingkrak-jingkrak kegirangan. Saking senengnya setiap liat orang pengen bilang makasih doanya dan pengen sebar-sebar aura bahagia di kanan-kiri. Hehe. Random si memang.
Kedua, saudari seiman, seagama yang bisa dibilang kenal baik baru saja berjilbab. Gak satu, tapi dua. dan saya termasuk orang-orang beruntung yang Allah pertemukan di hari pertama mereka pake jilbab. Dan pertemuan dengan kedua orang itu selalu di saat yang gak bisa dikira-kira. Dadakan. Dan saya deg-degan karena saking bahagianya. Ada kali 15 menit senyum-senyum sendiri dan malah yang satu tangan saya agak gemeteran saking senengnya.
Dan saya bersyukur saya pernah ada di 'proses itu'. Proses saya ingin berjilbab, menutup aurat dan istiqamah. Double rasa bahagianya karena jadi flashback sendiri.
Ketiga, nikmat iman yang alhamdulillah akhir-akhir ini terus naik karena bertemu dengan orang-orang yang buat saya selalu positive thinking. Entah itu dapet sharingan cerita dari orang atau saya melihat sendiri perjuangan orang orang yang bikin saya ikut semangat dan pengen berjuang juga.

***

Pernah gak si terpikir, kalian hidup di dunia untuk apa dan siapa?
Apa bener tujuan hidup kita itu sukses ? Lalu definisi sukses itu apa ? Apakah ketika kita merasa bahagia? 
Jika iya, lalu bahagia karena apa? 
Punya uang banyak kah? 
Atau, status tinggi dimana banyak orang iri dan berebut untuk berada di posisi yang sama dan memegang status yang sama kah?
Punya rumah besar dan interior mewah lalu mobil yang kalau kita lewat, orang akan bilang 'wah keren ya mobilnya!' kah?
Apa itu definisi bahagia?

Dulu... Benar benar dulu...
Saya berpikir demikian. Tujuan studi di Jerman saya hanya untuk hal cliché berbau materi. Agar dipandang dan dihargai melalui materi.
Hidup mewah tanpa harus bersusah payah.
Tinggal duduk dan tunjuk orang untuk mengerjakan apa yang saya suruh. Karena saya hidup di jaman serba enak. 
Ketika sudah berada di atas, kepikir untuk mulai dari nol gak ada sama sekali. Bahkan susah buat mikir bersusah-susah untuk mencapai kesuksesan. Mengandalkan kertas bertandakan lulusan Jerman.
Salah besar, bener-bener salah besar.

Tapi, ternyata ... Allah bener-bener sayang sama saya. 
Ia menunjukan hidup yang sebenarnya itu seperti apa. Apa arti sebuah hidup dan apa tujuan hidup kita yang sebenarnya.
Gak hanya kuliah yang susahnya sampe berkali-kali bikin saya mengulang kalimat seperti : gue pengen udahan aja, atau gue mau tenggelem aja, atau gue pengen kabur aja.
Tapi Ia juga mempertemukan saya dengan orang-orang 'hebat' dan bener-bener hebat.
Kenapa saya dipertemukan dengan banyak orang yang berlatarbelakang berbeda dari saya, bahkan bener-bener berbeda. Untuk hal ini, gak jarang saya menangis. Bahkan bisa dikategorikan cengeng, Berpuluh-puluh kali saya nangis karena terlalu shock melihat aslinya dunia itu seperti apa.
Dan berkali-kali juga saya tercengang kagum karena ada orang-orang yang berjuang di jalan Allah dan gak sedikit dari mereka yang masih muda bahkan ada yang lebih muda dari saya.
Dunia gak sesulit yang kita khayalkan, tapi dunia juga gak seremeh yang kita bayangkan.
Hidup berjamaah membuat saya lebih semangat.
Mengingatkan dan diingatkan...
Belajar dan diajarkan...
Saya mau dan ingin terus bergerak.
Bukti rasa syukur saya atas apa yang Ia berikan.

Dan saya yakin, selama ada disini, menangis bakal terus jadi hobi saya. Tapi bukan karena hal yang sama. Menangis untuk hal-hal baru yang akan terus menguatkan .

Salam hangat,

E.K.P.




Monday, May 11, 2015

Still struggling
But, still believing one thing, a sentence that can make me feel better
and hope this can help others too. 
Just believe... That time will heal the pain, insha Allah...
It will pass, for sure. 

Thursday, March 19, 2015

Usaha dan Do'a


Hampir berakhir. Liburku hampir berakhir...
Gak terasa memang. Satu setengah bulan libur dan dalam hitungan jari udah masuk semester baru lagi. Tiba-tiba flashback kemarin-kemarin ngapain aja...
Hal-hal bermanfaat apa aja yang sudah saya lakuin. Berapa banyak kebaikan yang sudah saya lakukan. Berapa banyak usaha yang saya lakukan untuk membantu saudari di luar sana. 
Bukti rasa syukur atas nikmat-Nya rasanya belum bisa bikin saya bangga.

Gak banyak yang saya lakuin. Padahal waktu 24 jam selama satu hari bisa jadi ladang pahala kalau dimanfaatkan sedemikian rupa.
Menyesal... Lagi-lagi menyesal.
Waktu gak akan bisa diundur, tapi waktu juga gak akan nunggu buat kita stuck menyesali yang sudah lalu.
Adanya masa yang akan datang. Masa yang masih bisa diubah lewat usaha dan doa.
Ya...Usaha dan doa...
Kalau bicara tentang usaha. Rata-rata orang dan bahkan saya sendiri merasa kita telah melakukan semaksimal mungkin apa yang kita bisa. Paling gak itu yang kita bilang ke orang lain. Agar terlihat seolah kita melakukan semuanya sesuai apa yang seharusnya.
Tapi di hati kecil kita terkadang kita tau. Masih ada sekian persen lagi yang bisa kita lakukan agar lebih maksimal.
Doa, seberapa lama bersimpuhkah kita dihadapan-Nya? Seberapa serius dan seberapa besar pengharapan kita agar doa itu dapat dikabulkan?
Seberapa ikhlaskah kita atas apa hasil yang akan kita dapat?

#Random #LagiPengenNulis #SpringIsComing


Salam hangat,
E.K.P.

Wednesday, January 21, 2015

Mengheningkan Cipta


Bismillahirrahmanirrahim

Found this on the internet, and feeling like to share this video.
For those who still not believe that He exists...

Read the Qur'an, follow the hadith. Before "that day" comes...


QS Al-Mulk 6-11

For those who disbelieve in their Lord, there is the torment of Hell, and it is an evil abode. When they are flung into it, they will hear its roaring, and it will be boiling up, 
as though bursting with rage. Every time a crowd is cast into it, its keepers will ask them, "Did not a warner come to you?"
They will answer, "Yes, a warner did come to us, but we belied him and said, `Allah has not sent down anything: you are in grave error'!"
And they will add, "Had we only listened or understood, we would not now be among the dwellers of the blazing Fire.
" Thus will they confess their own sin. Damned be the dwellers of Hell!

Salam hangat,
E.K.P.

Tuesday, January 20, 2015

Je ne suis pas Charlie, je suis Muhammad SAW...



Bismillahirrahmanirrahim



Kasus penembakan staff Charlie Hebdo beberapa hari lalu di Perancis memang agak-agak panas. Dan topik ini sukses ngebuat gempar dunia. Pro kontra pastinya...

Gue yang tinggal di Jerman sebelum ada aksi penembakan ini sendiri sebenernya juga lagi diharuskan waspada lebih dibanding biasanya. Karena memang beberapa pekan belakangan ada beberapa aksi dari PEGIDA atau  "Patriotic European against the Islamization of the West" yang agak-agak panas di Jerman.
Beberapa saudari gue sendiri agak gue wanti-wanti terutama yang tinggal daerah Dresden untuk hati-hati dan jangan kemana-mana sendiri. Karena memang anti muslim ini gue denger agak bikin jantung deg-degan.
Ada salah satu saudari semuslim disini yang tinggal di Dresden ngasih tau temen serumah gue. Kalau disana, hari senin itu hari protes-nya orang-orang PEGIDA. Karena dia berkerudung, setiap senin dia harus agak-agak pake kerudung yang bener-bener gak keliatan kaya kerudung. Bener-bener dililit sana sini sampe bentuknya ya kaya ninja dan terus kemana-mana pake jaket yang ber-hoody buat nutupin kerudungnya.
Salah seorang sahabat gue juga bilang ada beberapa muslimah (bukan orang Indonesia) dilarikan ke rumah sakit atau meninggal di daerah sekitar Dresden dan Leipzig karena mereka diserang sama para anti-muslim.


Hari Selasa 13/01 lalu ada "Mahnwache am Brandenburger Tor" semacam aksi toleransi negara Jerman untuk kebebasan dalam berekspresi dan beragama di Brandenburger Tor, Berlin. Pas awal dateng ini karena di ajakin si memang, dan gue kira ini acara kebanyakan orang muslim yang dateng. Pas sampe sana gue baru sadar ini acara buat "semua orang".

Pas disana juga gue sadar ini aksi yang serius, public speakernya orang-orang penting. Bahkan ada Angela Merkel disana.
Ada banyak pria-pria berjubah di atas gedung-gedung sekitar Brandenburger Tor yang menurut gue mereka sniper aka penembak jitu. Dan dari situ baru sadar juga kalo samping Brandenburger Tor itu ada kedutaan Amerika dan Perancis.
Pantesan...
Dari sana gue banyak ngeliat palang-palang, bendera-bendera yang gak cuma bendera Perancis, tapi ada juga bendera Palestina dan Israel, serta poster tulisannya "Je Suis Charlie" artinya "I am Charlie".
Awalnya gue gak ngerti ini apa maksudnya pasang-pasang gituan, mereka mau nunjukin kalo they stand for Charlie atau gimana ? Akhirnya baru  kali ini lah gue ada kesempatan buat cari tau berita kelanjutan Charlie Hebdo mengenai je suis Charlie. Ternyata intinya, itu kalimat dibikin ya untuk menekankan bahwa they support the freedom of expressions and free speech.
Dan rumus je suis ini sebenernya udah beberapa kali dipake juga. Kaya kasus Bradley Manning yang gue baca disini ***. Jadi rumusnya I am ( name of victim ).
Dan baru baca juga, setelah kasus penembakan itu majalah Charlie Hebdo ini masih publish gambar Nabi Muhammad megang tulisan Je suis Charlie sebagai cover mereka dan diatasnya tulisan All is forgiven. Dan ini (***) pendapat staff Charlie Hebdo tentang cover mereka.
Kenapa gue condong ke Je ne suis pas Charlie dan malah je suis Muhammad SAW. Natürlichhh (tentu saja) gue gak mengiyakan apa yang Charlie Hebdo lakuin.
Orang-orang pinter kalau sotoy ya begitu itu, mempublish sesuatu yang mereka sendiri gak ngerti dan gak tau. Segimana "kita" menjaga Nabi "kita" dan segimana gambar Nabi Muhammad SAW sendiri itu dijaga sejaga-jaganya.
Dan dengan sotoynya, sekedar cari popularitas...
Gue memang gak membenarkan adanya aksi  penembakan. Karena memang itu bukan cara yang tepat.
Tapi ya ... (Silahkan ambil konklusi anda sendiri, saya takut sotoy).



***



Terkadang saya marah, mengkel, kesel, sedih kenapa umat muslim harus diperlakukan sedemikian rupa. Apa kalian pernah berusaha berkenalan dengan kami sebelum ada aksi-aksi yang merugikan umat muslim ?

Salah apa coba kita, damai damai gini terus dihancurin dan diganggu tanpa tau atau tanpa cari kebenaran terlebih dahulu.
Kesalahan kecil yang muslim lakukan dibesar-besarkan sedangkan segala kebaikan disembunyikan.
Potret yang mereka punya di kepala buruk padahal mereka gatau seberapa indah yang Islam tawarkan jika mereka mengimani.


Kejadian-kejadian panas di Eropa akhir-akhir ini membuat gue agak membikin sebuah rumusan... Semakin banyak berita bahwa Islam di mata mereka negative dan para muslim dan muslimin itu negative, maka semakin banyak orang yang penasaran akan adanya eksistansi "kami". Semakin beberapa kebanyakan dari "mereka" mulai mencari tau dan mengenal seperti apa "kami" sebenarnya. Dan eksistensi "kami" sendiri pun sebenarnya sudah tersebar di seluruh benua di Dunia. Dan manusia yang tau sebagaimana fitrahnya pun punya mata dan hati buat melihat, seperti apa "kami" sebenarnya.

Jadi semakin "mereka" tau, semakin "mereka" mengenal, semakin "mereka" mengerti juga lah bahwa "kami" tidak seperti apa yang "mereka" dengar dan baca di media.


Kembali lagi ke dakwah, eksistensi saya dan "kami" sebagai the real muslim and muslimah itu penting. Minimal bagaimana cara bersikap dan bertutur kata yang baik, akhlak sempurna, pintar, dan penampilan rapih bisa menjadi ladang pahala. Dan gue akan berusaha sebaik mungkin untuk terus improve diri gue untuk agama gue, insyaAllah...



Dan tentu setelah kejadian-kejadian diatas gue egal(terserah) aja orang mau bilang apa, yang penting saya gak mengganggu kalian dan saya gak merasa ketika saya memegang teguh agama dan kerudung saya di kepala akan menyakiti siapapun.

Saya bangga dengan keislaman saya dan saya bangga menjadi orang Islam.



I stand for my religion and will always stand here...




Salam hangat,

E.K.P.